Diberdayakan oleh Blogger.

Mari Berbagi Bacaan !!


Penyuluhan DIsperindag dan Koperasi Kabupaten OKI di SMK N 1 Lempuing Jaya

Lempuing jaya. Dengan maksud menjadikan koperasi guru SMK N 1 Lempuing Jaya (SMK SALEJA) menjadi koperasi yg sesungguhnya (berbadan hukum), pada hari ini Kamis 28 Januari 2016 SMK SALEJA kedatangan tamu dari Dinas perindustrian, perdagangan dan perdagangan Kabupaten Ogan Komering Ilir.
 
Diwakili oleh Bpk. Efendi dan Bpk. Antoni melakukan penyuluhan dan bimbingan secara teknis dalam menjadikan koperasi SMK SALEJA berbadan hukum. Acara juga dihadiri oleh Bpk Sutrisno, S.Pd., M.Si selaku Kepala Sekolah SMK SALEJA, Ibu Yuliani Wahyuningsih selaku Ketua Koperasi SMK SALEJA beserta para guru dan staf Administrasi sebagai pengurus dan anggota koperasi.
(Kepala SMK SALEJA)


Kemudian dari sambutan dan penyuluhan yang disampaikan oleh bapak efendi dan bapak antoni dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan koperasi sudah mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas undangan yang diberikan oleh SMK SALEJA. Beliau menyampaikan selamat & apresiasi yg sebesar2nya kepada SMK SALEJA yg pada hari ini sudah bergerak maju dan menjadi yg pertama diantara sekolah yg ada di Kabupaten OKI untuk memiliki koperasi yg berbadan hukum. Disampaikan juga bahwa dinas perindustrian, perdagangan dan koperasi Kabupaten OKI mengharapkan jika di waktu yg akan datang Koperasi SMK SALEJA dapat menjadi wakil dari Kabupaten OKI dalam mengikuti lomba Koperasi Nasional.
Semoga nantinya, acara yg dilakukan hari ini dapat menjadi Koperasi SMK SALEJA lebih baik dan berkembang secra profesional.
(sambutan Bpk. Efendi)
Dalam sambutannya, Bpk Kepala Sekolah mengucapkan terima kasih atas kesedianaan dari Dinas perindustrian, perdagangan dan koperasi  yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan penyuluhan kepada koperasi SMK SALEJA dengan adanya penyuluhan ini diharapkan koperasi SMK SALEJA akan menjadi lebih baik dan terus berkembang sehingga dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi kesejahteraan para anggota khususnya seluruh warga sekolah pada umumnya.
(anggota Koperasi SMK SALEJA)

Palembang Tempo Doeloe

bundaran air mancur

gedung walikota sekarang





museum BKB


Emil Dardak, Doktor Termuda di Jepang (22 tahun)

Emil Dardak saat ini menjabat sebagai Executive Vice President di lembaga BUMN Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII) yang berada  dibawah naungan Kementerian Keuangan. Sebelum bergabung dengan PT PII, dalam karir profesional yang telah lebih dari satu dekade dibidang ekonomi pembangunan, Emil Dardak pernah menjabat Direktur Utama ad interim di PT Indonesia Infrastructure Finance yang dibentuk Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan lembaga keuangan multilateral (Bank Dunia dan Asian Development Bank), dan menjadi Infrastructure Financial Specialist and Economist di Energy Sector Team World Bank Office Indonesia. Di fase awal karirnya, pada usia belia 20 tahun, Emil Dardak yang telah meraih gelar paskasarjana dari Jepang, telah menjadi panelis pada Asia Pacific Experts’ Meeting for Infrastructure Development yang diselenggarakan di Malaysia pada tahun 2004, dan sebelumnya juga memainkan peranan penting sebagai anggota Tim Substansi dalam menyukseskan deklarasi Menteri-Menteri Infrastruktur Asia Pasifik untuk pertama kalinya di Bali tahun 2003.
Termuda di University of Oxford, United Kingdom
Secara akademis, Emil Dardak saat ini adalah peserta termuda di Executive Education Programme di University of Oxford, United Kingdom bersama para senior project managers setingkat Direktur dan Head/Senior VP yang terpilih dari seluruh dunia untuk mengembangkan disiplin ilmu Major Programme Management. Hal ini sejalan dengan rekam jejak akademisnya sebagai peraih gelar Doktor termuda di Jepang dari Ritsumeikan Asia Pacific University di usia 22 tahun dengan konsentrasi riset di bidang infrastruktur dan pengembangan ekonomi wilayah. Sejak meraih predikat juara pertama pelajar teladan se-DKI Jakarta, Emil Dardak telah memenangkan beasiswa untuk belajar di luar negeri, dimulai dari sekolah terkemuka Raffles Institution di Singapura yang juga merupakan almamater mantan PM Singapura Lee Kuan Yew, hingga program paskasarjana S2 dan S3 di Jepang. Emil Dardak memiliki kepangkatan dosen Lektor (Assistant Professor) dari Universitas Esa Unggul dan telah aktif menerbitkan artikel ilmiah di simposium internasional, serta telah menerbitkan buku mengenai ekonomi pembangunan.
Diluar kegiatan akademis dan profesional, Emil Dardak aktif berorganisasi, sebagai Wakil Ketua Komite Tetap Transportasi di WKU Infrastruktur KADIN, Wakil Sekretaris Jenderal di Ikatan Ahli Perencana, dan saat di Jepang menjadi salah satu ketua pengurus Komunitas Muda Nahdlatul Ulama Jepang (NU-Nihon), serta sebelumnya di masa mahasiswa, menjadi President Student Council di program BA(Hons) University of Wales. Emil memiliki hobi menyanyi dan bermain musik, dan telah memenangkan kompetisi musik di Jepang serta merilis rekaman lagu yang membawanya ke tangga lagu radio serta penampilan di stasiun televisi Indonesia. Emil memiliki istri bernama Arumi Bachsin dan seorang puteri bernama Lakeisha Ariestia Dardak.

dikutip dari http://www.indonesiaberprestasi.web.id

Medina? Siapa Mereka?

Medina itu nama Group Mereka, Sunu "Matta Band", Ray "Nine Ball", dan Derry Sulaiman Eks "Betrayer". 
Mereka adalah penggiat dakwah. berdakwah dari satu tempat ke tempat lain, masuk dari komunitas satu ke komunitas yang lain. Aktif untuk mengajak orang-orang kembali ke jalan Allah SWT.

Medina sendiri diambil dari nama sebuah Masjid di kawasan Bandung, Jawa Barat, yang merupakan tempat mereka berkumpul.

Dengan latar belakang mereka semuanya sebagai musisi yang tentu bermusik merupakan salahh satu dari hobi mereka, kini mereka telah mengeluarkan beberapa lagi. diantaranya adalah Dunia Sementara Akirat Selamanya, Air Hujan, dan Hijab.

Sungguh lagu-lagu itu memiliki pesan Rohani yang membangkitkan jiwa, apalagi ditengah-tengah lagu selalu diselikan dakwah yang berkharisma dari Derry Sulaiman.

Luar Biasa,..



.

Bersabar dg Jodoh

KISAH NYATA INSPIRATIF : WANITA USIA 34 TAHUN
YANG BELUM MENDAPATKAN JODOH

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim .. Aku sudah lulus dari kuliah dan sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus.Banyak lamaran kepada diriku untuk menikah juga mulai berdatangan, akan tetapi aku tidak mendapatkan seorangpun yang bisa membuatku tertarik.Kemudian kesibukan kerja dan karir
memalingkan aku dari segala hal yang lain. Hingga aku sampai berumur 34 tahun. Ketika itulah aku baru menyadari bagaimana susahnya terlambat menikah. Pada suatu hari datang seorang pemuda meminangku. Usianya lebih tua dariku 2 tahun. Dia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Tapi aku ikhlas menerima dirinya apa adanya.
Kami mulai menghitung rencana pernikahan. Dia meminta kepadaku photo copy KTP untuk pengurusan surat-surat pernikahan. Aku segera menyerahkan itu kepadanya. Setelah berlalu dua hari ibunya menghubungiku melalui telepon. Beliau memintaku untuk bertemu secepat mungkin. Aku segera menemuinya. Tiba-tiba ia mengeluarkan photo copyan KTPku. Dia bertanya kepadaku apakah tanggal lahirku yang ada di KTP itu benar?
Aku menjawab: Benar.
Lalu ia berkata: Jadi umurmu sudah mendekati usia 40 tahun?!
Aku menjawab: Usiaku sekarang tepatnya 34 tahun.
Ibunya berkata lagi: Iya, sama saja. Usiamu sudah lewat 30 tahun. Itu artinya kesempatanmu untuk memiliki anak sudah semakin tipis. Sementara aku ingin sekali menimang cucu.
Dia tidak mau diam sampai ia mengakhiri proses pinangan antara diriku dengan anaknya.
Masa-masa sulit itu berlalu sampai 6 bulan. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi melaksanakan ibadah
umrah bersama ayahku, supaya aku bisa menyiram kesedihan dan kekecewaanku di Baitullah. Akupun pergi ke Mekah. Aku duduk menangis, berlutut di depan Ka’bah. Aku memohon kepada Allah supaya diberi jalan terbaik.
Setelah selesai shalat, aku melihat seorang perempuan membaca al Qur’an dengan suara yang sangat merdu. Aku mendengarnya lagi mengulang- ulang ayat: “Dan karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar”. (An Nisa’: 113)
Air mataku menetes dengan derasnya mendengar lantunan ayat itu. Tiba-tiba perempuan itu merangkulku ke
pangkuannya. Dan ia mulai mengulang-ulang firman Allah: “Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas”. (Adh Dhuha: 5)
Demi Allah, seolah-olah aku baru kali itu mendengar ayat itu seumur hidupku. Pengaruhnya luar biasa,
jiwaku menjadi tenang. Setelah seluruh ritual umrah selesai, aku kembali ke
Cairo. Di pesawat aku duduk di sebelah kiri ayahku, sementara disebelah kanan beliau duduk seorang
pemuda. Sesampainya pesawat di bandara, akupun turun. Di ruang tunggu aku bertemu suami salah seorang
temanku. 
Kami bertanya kepadanya, dalam rangka apa ia datang ke bandara? Dia menjawab bahwa ia lagi menunggu kedatangan temannya yang kembali dengan pesawat yang sama dengan yang aku tompangi. Hanya beberapa saat, tiba-tiba temannya itu datang. Ternyata ia adalah pemuda yang duduk di kursi sebelah kanan ayahku tadi. Selanjutnya aku berlalu dengan ayahku…..
Baru saja aku sampai di rumah dan ganti pakaian, lagi asik-asik istirahat, temanku yang suaminya tadi aku temui di bandara menelphonku. Langsung saja ia mengatakan bahwa teman suaminya yang tadi satu pesawat denganku sangat tertarik kepada diriku. Dia ingin bertemu denganku di rumah temanku tersebut malam itu juga. Alasannya, kebaikan itu perlu disegerakan. Jantungku berdenyut sangat kencang akibat kejutan yang tidak pernah aku bayangkan ini.
Lalu aku meminta pertimbangan ayahku terhadap tawaran suami temanku itu. Beliau menyemangatiku untuk mendatanginya. Boleh jadi dengan cara itu Allah memberiku jalan keluar. Akhirnya…..aku pun datang berkunjung ke rumah temanku itu. 
Hanya beberapa hari setelah itu pemuda tadi sudah datang melamarku secara resmi. Dan hanya satu bulan setengah setelah pertemuan itu kami betul- betul sudah menjadi pasangan suami-istri. Jantungku betul-betul mendenyutkan harapan kebahagiaan. Kehidupanku berkeluarga dimulai dengan keoptimisan dan kebahagiaan. Aku mendapatkan seorang suami yang betul-betul sesuai dengan harapanku. Dia seorang yang sangat baik, penuh cinta, lembut, dermawan, punya akhlak yang subhanallah, ditambah lagi keluarganya yang sangat baik dan terhormat.
Namun sudah beberapa bulan berlalu belum juga ada tanda-tanda kehamilan pada diriku. Perasaanku mulai diliputi kecemasan. Apalagi usiaku waktu itu sudah memasuki 36 tahun. Aku minta kepada suamiku untuk membawaku memeriksakan diri kepada dokter ahli kandungan.
Aku khawatir kalau-kalau aku tidak bisa hamil. Kami pergi untuk periksa ke seorang dokter yang sudah terkenal dan berpengalaman. Dia minta kepadaku untuk cek darah. Ketika kami menerima hasil cek darah, ia berkata bahwa tidak ada perlunya aku melanjutkan pemeriksaan berikutnya, karena hasilnya sudah jelas.
Langsung saja ia mengucapkan “Selamat, anda hamil!”
Hari-hari kehamilanku pun berlalu dengan selamat, sekalipun aku mengalami kesusahan yang lebih dari orang biasanya. Barangkali karena aku hamil di usia yang sudah agak berumur. Sepanjang kehamilanku, aku tidak punya keinginan mengetahui jenis kelamin anak yang aku kandung. Karena apapun yang dikaruniakan Allah kepadaku semua adalah nikmat dan karunia-Nya. Setiap kali aku mengadukan bahwa rasanya kandunganku ini terlalu besar, dokter itu menjawab: Itu karena kamu hamil di usia sudah sampai 36 tahun.
Selanjutnya datanglah hari-hari yang ditunggu, hari saatnya melahirkan. Proses persalinan secara caesar berjalan dengan lancar. Setelah aku sadar, dokter masuk ke kamarku dengan senyuman mengambang di wajahnya sambil bertanya tentang jenis kelamin anak yang aku harapkan. Aku menjawab bahwa aku hanya mendambakan karunia Allah. Tidak penting bagiku jenis kelaminnya. Laki-laki atau perempuan akan aku sambut dengan beribu syukur.
Aku dikagetkan dengan pernyataannya: “Jadi bagaimana pendapatmu kalau kamu memperoleh 3 anak sekaligus?
Aku tidak paham apa gerangan yang ia bicarakan. Dengan penuh penasaran aku bertanya apa yang ia
maksudkan? Lalu ia menjawab sambil menenangkan ku supaya jangan kaget dan histeris bahwa Allah
telah mengaruniaku 3 orang anak sekaligus. 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Seolah-olah Allah berkeinginan memberiku 3 orang anak sekaligus untuk mengejar ketinggalanku dan ketuaan umurku.
Sebenarnya dokter itu tahu kalau aku mengandung anak kembar 3, tapi ia tidak ingin menyampaikan hal
itu kepadaku supaya aku tidak merasa cemas menjalani masa-masa kehamilanku. Lantas aku menangis sambil mengulang-ulang ayat Allah: “Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas”. (Adh Dhuha: 5) Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan bersabarlah menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami…” (Ath Thur: 48)
Bacalah ayat ini penuh tadabbur dan penghayatan, terus berdoalah dengan hati penuh yakin bahwa Allah
tidak pernah dan tidak akan pernah menelantarkanmu. (Sumber : group whatsapp dakwah)
~ o ~
Salam santun dan keep istiqomah ..
( Subhanallah & Semoga Bermanfaat )
Wallahu a'lam bishshawab,
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma
Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta
Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ...
CINTA KEPADA ALLAH SWT

Hebatnya Mantan Menkes Siti Fadilah

MENGUAK KONSPIRASI JAHAT 'AS' TERHADAP
MENTERI KESEHATAN INDONESIA, TENTANG VIRUS
FLU BURUNG [H5NI]
“Pemerintah AS dikabarkan menjanjikan imbalan
peralatan militer berupa senjata berat atau tank
jika Pemerintah RI bersedia menarik buku Siti
Fadilah Supari setebal 182 halaman itu. Majalah The
Economist London menempatkan Fadilah sebagai
tokoh pendobrak yang memulai revolusi dalam
menyelamatkan dunia dari dampak flu burung.”
Pada tahun 2005-2009 lalu, Menteri Kesehatan Siti
Fadilah Supari (59) membuat gerah World Health
Organization (WHO) dan Pemerintah Amerika Serikat
(AS).
Fadilah berhasil menguak konspirasi AS dan badan
kesehatan dunia itu dalam mengembangkan senjata
biologi dari virus flu burung, Avian influenza (H5N1).
Setelah virus itu menyebar dan menghantui dunia,
perusahaan-perusahaan dari negara maju
memproduksi vaksin lalu dijual ke pasaran dengan
harga mahal di negara berkembang, termasuk
Indonesia.
Fadilah menuangkannya dalam bukunya berjudul
Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus
Flu Burung.
Selain dalam edisi Bahasa Indonesia, Siti juga
meluncurkan buku yang sama dalam versi Bahasa
Inggris dengan judul It’s Time for the World to
Change.
Konspirasi tersebut, kata Fadilah, dilakukan negara
adikuasa dengan cara mencari kesempatan dalam
kesempitan pada penyebaran virus flu burung.
“Saya mengira mereka mencari keuntungan dari
penyebaran flu burung dengan menjual vaksin ke
negara kita,” ujar Fadilah kepada Persda Network di
Jakarta.
Situs berita Australia, The Age, mengutip buku
Fadilah dengan mengatakan, Pemerintah AS dan
WHO berkonpirasi mengembangkan senjata biologi
dari penyebaran virus avian H5N1 atau flu burung
dengan memproduksi senjata biologi.
Karena itu pula, bukunya dalam versi bahasa Inggris
menuai protes dari petinggi WHO. “Kegerahan” itu
saya tidak tanggapi, betul apa nggak, mari kita
buktikan.”
“Kita bukan saja dibikin gerah, tetapi juga
kelaparan dan kemiskinan. Negara-negara maju
menidas kita, lewat WTO, lewat Freeport, dan lain-
lain. Coba kalau tidak ada, kita sudah kaya,”
ujarnya.
Fadilah mengatakan, edisi perdana bukunya dicetak
masing-masing 1.000 eksemplar untuk cetakan
bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Total
sebanyak 2.000 buku.
“Saat ini banyak yang meminta, jadi dalam waktu
dekat saya akan mencetak cetakan kedua dalam
jumlah besar. Kalau cetakan pertama dicetak
penerbitan kecil, tapi untuk rencana ini saya sedang
mencari dan membicarakan dengan penerbitan
besar,” katanya.
Selain mencetak ulang bukunya, perempuan kelahiran
Solo, 6 November 1950, mengatakan telah
menyiapkan buku jilid kedua.
“Saya sedang menulis jilid kedua. Di dalam buku itu
akan saya beberkan semua bagaimana pengalaman
saya. Bagaimana saya mengirimkan 58 virus, tetapi
saya dikirimkan virus yang sudah berubah dalam
bentuk kelontongan”, ujarnya.
“Virus yang saya kirimkan dari Indonesia diubah-
ubah Pemerintahan George Bush,” ujar menteri
kesehatan pertama Indonesia dari kalangan
perempuan ini.
Siti enggan berkomentar tentang permintaan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang
memintanya menarik buku dari peredaran.
“Bukunya sudah habis. Yang versi bahasa Indonesia,
sebagian, sekitar 500 buku saya bagi-bagikan gratis,
sebagian lagi dijual ditoko buku. Yang bahasa Inggris
dijual,” katanya sembari mengatakan, tidak mungkin
lagi menarik buku dari peredaran.
Pemerintah AS dikabarkan menjanjikan imbalan
peralatan militer berupa senjata berat atau tank
jika Pemerintah RI bersedia menarik buku setebal
182 halaman itu.
Mengubah Kebijakan apapun komentar pemerintah
AS dan WHO, Fadilah sudah membikin sejarah dunia.
Gara-gara protesnya terhadap perlakuan
diskriminatif soal flu burung, AS dan WHO sampai-
sampai mengubah kebijakan fundamentalnya yang
sudah dipakai selama 50 tahun.
Perlawanan Fadilah dimulai sejak korban tewas flu
burung mulai terjadi di Indonesia pada 2005. Majalah
The Economist London menempatkan Fadilah sebagai
tokoh pendobrak yang memulai revolusi dalam
menyelamatkan dunia dari dampak flu burung.
“Menteri Kesehatan Indonesia itu telah memilih
senjata yang terbukti lebih berguna daripada vaksin
terbaik dunia saat ini dalam menanggulangi ancaman
virus flu burung, yaitu transparansi,” tulis The
Economist.
The Economist, seperti ditulis Asro Kamal Rokan di
Republika edisi Maret 2008 lalu, mengurai, Fadilah
mulai curiga saat Indonesia juga terkena endemik
flu burung 2005 silam.
Ia kelabakan. Obat tamiflu harus ada. Namun aneh,
obat tersebut justru diborong negara-negara kaya
yang Tidak terkena kasus flu burung.
Di tengah upayanya mencari obat flu burung, dengan
alasan penentuan diagnosis, WHO melalui WHO
Collaborating Center (WHO CC) di Hongkong
memerintahkannya untuk menyerahkan sampel
spesimen.
Mulanya, perintah itu diikuti Fadilah. Namun, ia juga
meminta laboratorium litbangkes melakukan
penelitian. Hasilnya ternyata sama. Tapi, mengapa
WHO meminta sampel dikirim ke Hongkong?
Fadilah merasa ada suatu yang aneh. Ia terbayang
korban flu burung di Vietnam. Sampel virus orang
Vietnam yang telah meninggal itu diambil dan
dikirim ke WHO untuk dilakukan risk assessment,
diagnosis, dan kemudian dibuat bibit virus.
Dari bibit virus inilah dibuat vaksin. Dari sinilah, ia
menemukan fakta, pembuat vaksin itu adalah
perusahaan-perusahaan besar dari negara maju,
negara kaya, yang tak terkena flu burung.
Mereka mengambilnya dari Vietnam, negara korban,
kemudian menjualnya ke seluruh dunia TANPA IZIN..
Tanpa kompensasi.
Fadilah marah. Ia merasa kedaulatan, harga diri,
hak, dan martabat negara-negara tak mampu telah
dipermainkan atas dalih Global Influenza Surveilance
Network (GISN) WHO.
Badan ini sangat berkuasa dan telah menjalani
praktik selama 50 tahun. Mereka telah
memerintahkan lebih dari 110 negara untuk
mengirim spesimen virus flu ke GISN tanpa bisa
menolak. Virus itu menjadi milik mereka, dan mereka
berhak memprosesnya menjadi vaksin!
Di saat keraguan atas WHO, Fadilah kembali
menemukan fakta bahwa para ilmuwan tidak dapat
mengakses data sequencing DNA H5N1 yang
disimpan WHO.
Data itu, uniknya, disimpan di Los Alamos National
Laboratoty di New Mexico, AS. Di sini, dari 15 grup
peneliti hanya ada empat orang dari WHO, selebihnya
tak diketahui.
Ternyata ini berada di bawah Kementerian Energi
AS. Di lab inilah duhulu dirancang bom atom
Hiroshima. Lalu untuk apa data itu ? Untuk vaksin
atau senjata kimia ?
Fadilah tak membiarkan situasi ini. Ia minta WHO
membuka data itu. Data DNA virus H5N1 harus
dibuka, tidak boleh hanya dikuasai kelompok
tertentu. Ia berusaha keras. Dan, berhasil.
Pada 8 Agustus 2006, WHO mengirim data itu.
Ilmuwan dunia yang selama ini gagal mendobrak
ketertutupan Los Alamos, telah memujinya! Majalah
The Economist menyebut peristiwa ini sebagai
revolusi bagi transparansi.
Illuminati Card Game / Jurus Freemason dalam
mengubah tatanan dunia....- Epidemic Tidak
berhenti di situ. Siti Fadilah terus mengejar WHO
agar mengembalikan 58 virus asal Indonesia, yang
konon telah ditempatkan di Bio Health Security,
lembaga penelitian senjata biologi Pentagon.
Ini jelas tak mudah. Tapi, ia terus berjuang hingga
tercipta pertukaran virus yang adil, transparan, dan
setara.
Ia juga terus melawan dengan cara tidak lagi mau
mengirim spesimen virus yang diminta WHO, selama
mekanisme itu mengikuti GISN, yang imperialistik
dan membahayakan dunia.
Dan, perlawanan itu tidak sia-sia. Meski Fadilah
dikecam WHO dan dianggap menghambat penelitian,
namun pada akhirnya dalam sidang Pertemuan
Kesehatan Sedunia di Jenewa Mei 2007, International
Government Meeting (IGM) WHO akhirnya
menyetujui segala tuntutan Fadilah, yaitu sharing
virus disetujui dan GISN dihapuskan.
## Jejak Chemtrail di langit Jakarta ##
Jejak-jejak kimia berupa asap “ Tak Alamiah ” dari
kondensasi pesawat berupa awan memanjang
(chemical trails/chemtrails) yang disemprotkan
pesawat asing kadang juga berisi aerosol bermuatan
virus maut yang sengaja disemprotkan.
Chemtrails sering disemprotkan di atas langit
Jakarta untuk “mempersiapkan” warga Jakarta dan
sekitarnya “menerima” virus flu burung (H5N1)
yang telah dimodifikasi. Bagaimana kelanjutannya ?
Silahkan baca: Depopulasi Dunia: Pesawat Semprot
Zat Kimia Berupa “Chemtrails” di Angkasa (The
Economist/icc.wp.com)
Wajib Sebarkan dan Waspadalah Terhadap Konspirasi
Jahat Orang-Orang Kafir Di Negara2 Muslim.

Artikel ini dikutip dr fb "status berkesan"

Bripda Taufik, Sukses dr Kandang Sapi

Artikel ini dikutip dr
TRIBUNJOGJA.COM , SLEMAN -
Tak ada kata
pantang menyerah dalam menggapai cita-cita.
Begitu pula apa yang dialami Bripda Muhammad
Taufik Hidayat, polisi muda yang baru lulus dari SPN
(Sekolah Polisi Negara) Selopamioro, akhir tahun
2014 kemarin.
Berbekal niat dan keteguhan hati Taufik yang
berasal dari keluarga tidak mampu dan tinggal di
bangunan bekas kandang sapi mampu mewujudkan
cita-citanya untuk bergabung bersama Polri.
Sangat miris ketika melihat rumah polisi muda putra
dari pasangan Triyanto dan Martinem ini. Bangunan
semi permanen di Jongke Tengah, Sendangadi, Mlati,
Sleman, yang dulunya difungsikan sebagai kandang
sapi oleh kelompok peternak di kampungnya, dialih
fungsikan sebagai tempat bernaung bagi Ayah dan
ketiga adiknya.
Tak berada jauh dari bangunan tersebut, masih
berdiri kandang dengan sapi-sapinya. Bau kotoran
sapi sudah menjadi kesehariannya.
Dinding Batako tidak menutup semua bangunan
tersebut, ada rongga besar yang menganga dan
hanya tertutup kain. Begitu pula pintu rumahnya
yang juga terbuat dari kain seadanya. Apabila hujan
turun tentu saja air akan masuk ke dalam rumah
yang tidak terlindung sepenuhnya itu.
Apabila cuaca dingin, hanya selimut yang bisa
menghangatkan keluarga itu. Tak ada lemari di
rumah tersebut, baju-baju Taufik termasuk
seragamnya hanya menggantung di besi yang
melintang dalam kamar. Kasur yang digunakan pun
sudah kotor dan berlubang, hingga kapuk-kapuk di
kasur bisa menyembul keluar.
Cerai
Mulanya memang Taufik sekeluarga hidup satu
rumah, akan tetapi setelah orang tuanya bercerai
dua tahun lalu, dia bersama ayah dan ketiga adiknya
terpaksa hidup di bangunan yang sangat sederhana
itu. Rumahnya terdahulu dijual oleh ibu kandungnya
dengan maksud untuk membeli rumah yang baru.
Akan tetapi uang hasil penjualan tersebut tidak
cukup untuk membeli rumah, akhirnya mereka
mendapat sumbangan bangunan dari kelompok ternak
dari kampung untuk ditinggali. Sedang ibunya saat
ini hidup bersama suaminya yang baru.
"Saya berangkat dari rumah jalan kaki, karena hal
tersebut saya terlambat dinas, dan harus dihukum,"
ujarnya, Rabu (14/1).
Kejadian tersebut baru terjadi senin (12/1/2015)
kemarin, saat dia baru saja masuk di satuan Sabhara
Polda DIY. Sebelumnya saat pendidikan, Taufik
tinggal di asrama. Hari pertamanya diwarnai
hukuman, karena dia terlambat datang untuk apel
pagi yang seharusnya pukul 06.30, tetapi dia baru
bisa sampai di Polda DIY pukul 08.00.
Bagaimana tidak terlambat, Taufik harus jalan kaki
sejauh lebih dari 5 kilometer. Taufik mengaku mulai
berangkat sejak Subuh, sebelum matahari mulai
bersinar. Selain berjalan, kadang-kadang dia berlari
untuk mengejar waktu.
Taufik sendiri tidak mempunyai kendaraan bermotor,
yang diapunya adalah colt pick up, yang dipakai
ayahnya untuk bekerja sebagai buruh serabutan.
"Saya mengaku kepada atasan harus jalan kaki dari
rumah, mereka tidak langsung percaya, dan
mengecek rumah saya," ujarnya.

Pengikut

Facebook Twitter RSS