Cerita Wortel, Telur, dan Kopi
Posted by
Admin
Rabu, 21 November 2012 at 01.02
0
comments
Labels :
toko motivasi
Seorang anak mengeluh kepada
ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu
berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana cara menghadapinya dan hampir menyerah.
Ia sudah lelah untuk berjuang. Seperti setiap kali masalah selesai, pasti
muncul masalah-masalah lainnya.
Ayahnya seorang koki, membawanya ke
dapur. Ia mengisi panci dengan air dan meletakkanya di atas api.
setelah air di panci-panci itu
mendidih. Ia menaruh wortel di panci pertama, telur di panci kedua, dan kopi di
panci ketiga. Ia membiarkannya endidih tanpa kata-kata. Si anak bungkam
menunggu dengan tidak sabar, menunggu apa yang dilakukan oleh ayahnya. selang
20 menit, sang ayah kemudian mematikan api.
Sang ayah kemudian menyisihkan
wortel dan kemudian menaruhnya di dalam mangkok. kemudian telur di mangkok yang
kedua, dan kopi di mangkok yang ketiga.
lalu, ia bertanya kepada anaknya :
apa yang kamu lihat nak?? wortel,
telur, dan kopi jawab si anak. Ayahnya mendekat dan mengajaknya merasakan
wortel itu. Ia melakukan dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya
juga memintanya mengambil dan memecahkan telur itu. Setelah memecahkan kulitnya, Ia mendapati telur yang sudah mengeras.
Terakhir, ia meminta anaknya
mencicipi kopi . Ia tersenyum ketika menikmati kopi dengan aroma yang khas.
Setelah itu, si Anak bertanya "Apa arti semua ini, Ayah?
Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya
telah menghadapi kesulitan yang sama, melalui proses perebusan, tapi
masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum direbus kuat, keras,
dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur
sebelumnya mudah pecah, cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa
cairan. Tetapi setelah direbus, ia
menjadi keras. Sedangkan bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada
dalam rebusan air, bubuk kopi mengubah air tersebut.
Kamu termasuk yang mana? Kata Sang
Ayah. “Ketiak kesulitan mendatangimu
bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur, atau kopi? Apakah kamu
adalah wortel yang kelihatan keras. Tetapi setelah ada penderitaan dan
kesulitan kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu?
Apakah kamu telur? Yang awalnya
meiliki hati yang lembut dengan jiwa yang dinamis? Namun setelah adanya
kematian, patah hati, perceraian, atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan
kaku.
Ataukah kamu menjadi bubuk kopi? Ketika
keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat
keadaan sekitar mu juga semakin membaik.”
“Ada Raksasa Dalam Setiap Orang Dan Tidak Ada Satupun Yanag Mampuh
Menahan Raksasa Itu Kecuali Raksasa Itu Menahan Dirinya Sendiri”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)