Mari Berbagi Bacaan !!


Makna Kehidupan 1


25 Desember 2011
Suara panggilan shubuh menggema di langit Sang Pencipta. Beribu menara rumahNya seakan berlomba menyerukan panggilan suci untuk menegakkan agamanya. Dan, hari ini seperti biasa aku selalu mendahului panggilan itu. Mungkin belum sempat muadzin mengambil wudhu aku sudah mengerjakan shalat shubuhku.  Ya, kebiasaan ini selalu aku lakukan setiap kali  hari minggu tiba karena aku harus turut Umak untuk mencari nafkah yang dijanjikan oleh Allah SWT bagi meraka yang berusaha mencarinya. 
Grenkkkk,.. grenkkk,.. grenkkk,.. piiin,.. piinn,..
Mobil angkutan datang. Aku pun bergegas turun dari gubuk kami untuk memasukan barang-barang dagangan kami yang akan dibawa ke pasar.  Pasar di daerah kami merupakan pasar mingguan, jadi setiap hari  kami selalu beranti-ganti pasar dari suatu desa ke desa yang lain. Namun dari pasar-pasar inilah berjuta kehidupan dapat berlanjut, anak-anak dapat bersekolah, orang-orang dapat berangkat haji, bahkan aku sendiri dapat menyelesaikan kuliahku berkat rizki yang kami peroleh dari lapak yang selalu berpindah setiap harinya ini.
Kami berangkat dengan menggunakan mobil pick up, dan karena aku masih muda, aku berada di bagian paling atasnya. Di bagian bawah ditempati oleh ibu-ibu dan bapak-bapak karena di bagian ini mereka bisa tak harus bertarung dengan dinginnya sapaan angin shubuh yang membuatkku menggigil . Mobil pun berjalan, semilir angin subuh seakan menembus pertahanan pada bulu romaku, sehingga bintik-bintik roma menjadi semakin menjadi di seluruh bagian kulitku. 
Tapi, akh,. Itu bukanlah apa-apa untuk ku. Keadaan ini sudah terlalu lama aku alami dan tak akan bisa dijadikan alasan untuk mengeluh bahkan sedikitpun. Panas terik dan hujan merupakan hal yang biasa yang kami hadapi, begitulah kehidupan. Tak ada yang mudah untuk dijalani dan tak ada yang sulit untuk menjadi rintangannya.


Pengikut

Facebook Twitter RSS